45 ragam Alat Musik Tradisional Indonesia [ada beberapa namanya aneh]

Daftar ISI
- 45 Alat Musik Tradisional di Tanah Air
- Serune Kale
- Aramba
- Rebab
- Saluang
- Gambus
- Sasando
- Serangko
- Kolintang/Kulintang
- Akordeon
- Canang/Bende
- Dol
- Bonang
- Gendang Melayu
- Gendang Panjang
- Tehyan
- Angklung
- Angklung Reog
- Terompet Reog
- Gamelan
- Entebong
- Kollatung
- Agukng
- Gengceng
- Silotong
- Serunai/Sarunai
- Japen
- Senggayung
- Sampe
- Tuma
- Konyahpik
- Panting
- Kecapi
- Tar
- Kompang
- Keledi
- Tifa
- Gong
- Antoneng
- Calung
- Jengglong
- Bagikan ini:
- Related
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar yang memiliki 34 provinsi dan sekitar 1.340 suku bangsa.
Masing-masing kelompok suku mendiami daerah tertentu dan hidup dengan budaya dan adat yang berbeda. Setiap suku memiliki ciri khas tersendiri, termasuk dalam hal alat musik tradisional.
Masing-masing alat musik tersebut memiliki nama dan fungsi yang unik. Beberapa namanya mungkin terdengar asing karena sudah jarang dimainkan, tapi banyak juga yang terus dilestarikan dan dikenal hingga ke mancanegara. Jika Anda belum tau apa saja alat musik tersebut, inilah daftar lengkapnya.
45 Alat Musik Tradisional di Tanah Air
-
Serune Kale
Serune kale adalah terompet tradisional dari Nanggroe Aceh Darussalam. Strukturnya mirip dengan klarinet dan biasa dimainkan dengan cara ditiup sambil memainkan jari untuk mengatur nada pada lubang. Secara tradisional, instrumen ini dimainkan bersama genderang dan rapai.

Biasanya, serune kale dimainkan dalam pertunjukkan tari, acara hiburan rakyat, dan acara-cara formal yang dihadiri oleh tamu-tamu terhormat. Anda bisa dengan mudah menemukan serune kale dengan berkunjung ke Desa Laweung di Kabupaten Pidie.
-
Aramba
Memiliki sumber suara yang berasal dari bahan dasarnya, instrumen ini masuk ke dalam jenis idiofon. Bahannya adalah logam, tembaga, atau kuningan. Sedangkan cara memainkannya adalah dengan dipukul menggunakan tongkat kayu.

Asal aramba adalah Pulau Nias, Sumatera Utara. Pada zaman nenek moyang, aramba dijadikan sebagai pertanda bahwa sebuah pesta besar sedang diadakan. Tapi saat ini, aramba lebih banyak dimainkan sebagai instrumen dalam tari tradisional.
-
Rebab
Rebab merupakan salah satu alat musik tradisional Indonesia yang paling tua, karena sudah ada sejak abad ke-8. Daerah asal rebab adalah Provinsi Jawa Barat. Bentuknya hampir mirip dengan busur panah tapi terdapat lingkaran di bagian ujung bawah.

Cara memainkannya mirip dengan biola, yaitu digesek. Biasanya, rebab banyak dimainkan pada lagu ansambel atau sebagai musik pengiring para sinden dalam festival budaya.
-
Saluang
Tanah kelahiran saluang adalah Minangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya sangat mirip dengan seruling dan dimainkan dengan cara ditiup, tapi lubang nadanya hanya ada empat. Panjang saluang adalah 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm.

Orang Minang pada zaman dulu meyakini bahwa pemain saluang adalah orang-orang yang memiliki kekuatan sihir atau pitunang (mantra) yang dapat menghipnotis para penonton. Dan sebutan untuk mantra tersebut adalah Pitunang Nabi Daud.
-
Gambus
Sekilas, alat musik tradisional ini mirip dengan gitar, tapi juga berbentuk seperti buah labu yang dibagi dua. Fungsi gambus adalah sebagai instrumen pengiring dari tari zapin (tarian Timur Tengah) yang biasa dimainkan pada pesta pernikahan atau syukuran.

Gambus termasuk ke dalam jenis kordofon karena memiliki suara yang berasal dari senar/dawai, yang dimainkan dengan cara dipetik dengan plectrum plastik. Senar gambus adalah benang nilon, jumlahnya bisa 3-12 buah. Sedangkan asal daerahnya adalah Riau.
-
Sasando
Alat musik tradisional dari abad ke-7 ini merupakan milik masyarakat Rote, Nusa Tenggara Timur, yang saat ini juga telah dikenal oleh berbagai negara di dunia. Sasando memiliki bentuk tabung panjang berbahan bambu dengan garis di bagian tengah, yang merupakan tempat dawai-dawai.

Sasando dimainkan dengan menggunakan kedua tangan yang memetik dawai secara berlawanan. Tangan kiri memainkan melodi dan bass, sedangkan tangan kanan memainkan akor.
-
Serangko
Alat musik kuno yang satu ini terbilang sangat unik, karena dibuat dari tanduk kerbau asli yang berukuran 1 hingga 1,5 meter. Terdapat ornament berupa aksara incung di bagian ujung bawah dan empat lubang di bagian tengah hingga atas, yang berfungsi sebagai pengatur nada ketika ujung lubang atas ditiup.

Pada ribuan tahun silam, serangko merupakan tanda perintah dari komandan perang untuk mengumpulkan pasukan atau menyerang musuh. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa alat musik dari Jambi ini digunakan untuk memberikan tanda kepada penduduk bahwa akan terjadi suatu musibah atau bencana.
-
Kolintang/Kulintang
Kulintang adalah alat musik tradisional dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik perkusi ini terbuat dari kayu berserat paralel yang ringan tapi kuat, seperti kayu cempaka, waru, atau wenuang.

Kayu dipotong dalam bentuk persegi panjang kecil kemudian ditata berjajar dalam satu frame, dan dimainkan dengan cara dipukul. Awalnya, kulintang digunakan oleh penduduk Minahasa sebagai alat musik pemujaan arwah leluhur, tapi sekarang hanya dimainkan dalam pertunjukan seni.
-
Akordeon
Akordeon adalah alat musik yang terlihat sangat mirip dengan piano, tapi berukuran lebih kecil dan bisa diangkat dengan kedua tangan. Biasanya, akordeon digantungkan di badan kemudian dimainkan dengan kedua tangan. Satu tangan memainkan melodi lagu dan tangan lainnya menekan tombol-tombol akor.

Menurut sejarah, alat musik dari Sumatera Selatan ini sudah ada sejak tahun 1822 dan merupakan buah karya dari seniman berkebangsaan Berlin bernama Christian Fried. Secara tradisional, fungsinya adalah sebagai pengiring pertunjukan musik rakyat, tapi saat ini juga dimainkan dalam lagu-lagu pop dan religi.
-
Canang/Bende
Alat musik yang mirip dengan gong kecil ini sudah ada sejak abad ke-15 dan berasal dari Lampung. Ukurannya 30-40 cm dan terbuat dari perunggu. Untuk menghasilkan bunyi, bende harus dipukul dengan pemukul kayu khusus yang memiliki bentuk bulat di bagian ujung.

Di masa lalu, bende digunakan oleh pihak kerajaan untuk mengumpulkan penduduk di alun-alun, biasanya untuk menyambut kedatangan ratu/raja. Kadang juga digunakan sebagai pertanda dimulainya suatu pesta. Sedangkan di masa sekarang, bende hanya digunakan sebagai musik pengiring dalam pertunjukkan seni.
-
Dol
Bengkulu memiliki alat musik tradisional yang mendunia bernama dol. Instrumen perkusi ini berbentuk seperti drum besar, tapi terbuat dari bonggol kelapa. Diameternya sekitar 60-120 cm dengan lubang di bagian tengah yang ditutup dengan kulit sapi.

Cara memainkannya adalah dipukul menggunakan tangan atau pemukul kayu khusus yang berdiameter 5 cm dan panjang 30 cm. Secara adat, dol dimainkan sebagai alat musik pengiring dalam acara tabot (festival budaya yang diadakan setiap tanggal 1 Muharram untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad).
-
Bonang
Secara fisik, bonang memiliki bentuk yang sangat mirip dengan bende, tapi dengan ukuran yang lebih kecil dan tidak digantung, melainkan ditata secara horizontal dalam rancak (kotak berbingkai kayu) dan berjumlah 14 buah. Bahan dasar bonang adalah pelat kuningan atau besi tempa.

Alat musik kuno dari Jawa Tengah ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tongkat kayu pendek. Fungsi bonang adalah sebagai pembuka dan penutup lagu, yang biasa disebut dengan pemimpin nada. Anda bisa menemukan bonang saat menonton pertunjukan wayang kulit di Pulau Jawa.
-
Gendang Melayu
Alat musik tradisional dari Bangka Belitung ini biasa digunakan sebagai instrumen pengiring dalam seni tari tradisional di berbagai acara atau festival budaya. Kadang juga digunakan sebagai musik iring-iringan pengantin atau pementasan pencak silat.

Dalam seni bela diri, gendang ini berfungsi sebagai penegas gerakan atau saat tempo gerakan menjadi lebih cepat. Cara memainkannya adalah dipukul dengan telapak tangan. Bagian utama yang berbentuk tabung terbuat dari kayu, sedangkan bagian atas yang lebih lunak terbuat dari kulit kerbau atau lembu.
-
Gendang Panjang
Disebut gendang panjang karena instrumen ini berdiameter kecil dan berukuran panjang sekitar 60 cm. Alat musik dari Kepulauan Riau ini dibuat dari kayu marbau yang memiliki ciri khas keras dan tahan lama. Sedangkan permukaan atas yang biasanya dipukul terbuat dari kulit sapi, kambing, atau kerbau.

Pemukulnya sendiri berupa potongan rotan berjumlah dua buah, tapi ada juga yang memainkannya dengan telapak tangan. Pemain biasa menggendong gendang panjang secara melintang di bagian depan, atau menggantungnya di leher dengan jalinan rotan.
-
Tehyan
Tehyan adalah alat musik tradisional Jakarta yang cara memainkannya mirip dengan biola, yaitu menggesek dawainya. Alat musik ini pertama kali muncul pada abad ke-18 (zaman kolonial Belanda), dan disebut-sebut sebagai alat musik akulturasi budaya Tionghoa dan Betawi.

Biasanya, tehyan dimainkan bersama dengan alat musik tanjidor lainnya dalam pesta pernikahan atau perayaan. Jika dimainkan secara mandiri, tehyan kerap digunakan sebagai alat musik pengiring dalam pemakanan zaman kuno.
-
Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional suku Sunda yang menetap di Jawa Barat, yang kini telah populer di berbagai negara di dunia. Alat musik dari tahun 1908 ini terdiri dari beberapa tabung bambu yang menyatu pada satu bingkai.

Cara memainkannya adalah dasar bingkai dipegang dengan satu tangan dan tangan lainnya menggetarkan tabung-tabung bambu. Awalnya, angklung berfungsi sebagai tanda penghormatan Dewi Sri (dewi kesuburan), tapi saat ini banyak dimainkan pada acara budaya nasional dan internasional.
-
Angklung Reog
Selain Jawa Barat, Anda juga bisa menemukan angklung di Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Ponorogo. Namanya adalah angklung reog. Fungsinya adalah sebagai instrumen pengiring kesenian Reog Ponorogo.

Bentuknya tak jauh berbeda dengan angklung dari Sunda, tapi ditambah dengan hiasan benang berwarna kuning dan merah yang senada dengan busana pemain reog. Perbedaan lainnya adalah angkung reog menghasilkan suara yang lebih keras dan menimbulkan kesan mistis.
-
Terompet Reog

Untuk menunjang pertunjukan seni Reog Ponorogo, ditambahkan juga terompet reog untuk mendampingi angklung reog dan beberapa instrumen lainnya. Bahan trompet ini adalah kombinasi batok kelapa, kayu, dan bambu. Sebagai pengatur nada, dibuatlah 6 lubang di bagian tengah.
-
Gamelan
Gamelan adalah seperangkat alat musik tradisional paling terkenal dari tanah Jawa, yang terdiri dari gender, gangsa, gong, bonang, saron, slenthem, dll. Seperangkat gamelan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gangsa agen dan gangsa pakurmatan.

Gangsa ageng dimainkan saat pagelaran seni budaya, seperti seni pertunjukan wayang kulit dan uyon-uyon. Sedangkan gangsa pakurmatan hanya dimainkan dalam acara-acara formal seperti upacara adat keraton, penobatan ratu/raja, kenaikan takhta, atau peringatan hari lahir Nabi Muhammad.
-
Entebong

Entebong adalah instrumen perkusi yang memiliki bentuk dan warna sangat mirip dengan gendang/kendang Jawa. Rangkanya juga dibuat dari kayu dan bagian penutup terbuat dari kulit binatang. Namun, alat musik ini berasal dari suku Dayak Mualang yang tinggal di Sekadau, Kalimantan Barat.
-
Kollatung
Alat musik tradisional dari Kalimantan Barat ini dibuat dari tembaga kuningan dan dimainkan dengan pemukul kayu yang ujungnya berbentuk bulat. Selain sebagai alat musik, kollatung juga kerap dijadikan sebagai mas kawin atau alat pembayaran bagi masyarakat Dayak.
-
Agukng
Masih dari suku Dayak di Kalimantan Barat, agukng adalah alat musik perkusi yang berbahan logam perunggu dan berbentuk mirip dengan gong. Alat pemukul agukng adalah tongkat kayu yang bagian ujungnya dibalut dengan karet.
Menurut tradisi setempat, agukng berfungsi sebagai pengusir roh-roh jahat di sekitar rumah, karena suara dari agukng diyakini dapat mendatangkan arwah para leluhur. Sama seperti kollatung, agukng juga bisa dijadikan sebagai alat pembayaran atau mas kawin.
-
Gengceng
Gengceng adalah alat musik idiofon yang berasal dari Pulau Dewata. Agar menghasilkan suara, genceng dipegang dengan kedua tangan kemudian dibenturkan/ditepuk satu sama lain. Karena terbuat dari logam, suara yang dihasilkan cukup nyaring.
-
Silotong
Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu tori manah basah ini adalah hasil karya suku Jagoi yang tinggal di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Konon, bambu tori manah basah adalah jenis tanaman bambu tua yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dan hanya dimiliki secara turun temurun.
Di beberapa bagian silotong terdapat ornamen dari bahan rotan untuk menambah keindahan secara visual. Nama silotong sendiri diadaptasi dari suara yang dihasilkan berbunyi “tang ting tung tong”. Biasanya, silotong dijadikan sebagai alat pengiring seni tari, syair, dan acara musik hiburan pada ritual adat setempat.
-
Serunai/Sarunai
Serunai adalah alat musik tiup milik suku Minangkabau dan Banjar yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Alat musik ini paling banyak ditemukan di dataran tinggi daerah Agam, Lima Puluh Kota, Tanah Datar, dan di sepanjang pesisir pantai Sumatra Barat.
Bentuknya mirip dengan terompet tapi terbuat dari kayu atau bambu, yang total panjangnya 10-12 cm dan memiliki beberapa lubang dalam ukuran berbeda. Alat musik ini populer dimainkan dalam seni bela diri pencak silat Minang, upacara perkawinan, dan acara-acara adat lainnya.
-
Japen
Alat musik dari Kalimantan Tengah ini memiliki suara yang mirip dengan kecapi, yang juga dimainkan dengan cara dipetik. Namun, japen memiliki bentuk yang lebih ramping dan terdapat ornamen berupa ukiran berwarna. Bobotnya juga lebih ringan, sehingga bisa dimainkan dengan disandarkan pada bahu.
-
Senggayung
Senggayung adalah alat musik tradisional perkusi yang terdiri dari 10 buah bambu yang memiliki panjang berbeda. Dimainkannya dengan cara berpasangan dan saling dipukulkan. Bambu yang menghasilkan nada tinggi dipegang dengan tangan kanan, sementara yang bernada lebih rendah berada di tangan kiri.
Senggayung yang dipegang oleh tangan kiri inilah yang harus dipukulkan ke senggayung di tangan kanan (berfungsi sebagai pemukul). Penduduk Ketapang di Kalimantan Barat biasa memainkan senggayung saat musim panen buah.
-
Sampe
Berasal dari Kalimantan Timur, sampe merupakan alat musik lawas yang umumnya dimainkan oleh masyarakat Dayak dalam berbagai upacara adat. Nama sampe berasal dari bahasa Dayak yang berarti “memetik dengan jari”.
Sedangkan bentuknya sama dengan gitar tapi lebih ramping, pendek, dan senarnya hanya berjumlah 3-5 buah. Bahan sampe adalah kayu tabalok, meranti, atau adau, dengan bahan senarnya adalah serat pohon enau. Ciri khas sampe adalah terdapat ukiran kepala burung enggang yang menjadi simbol suku Dayak.
-
Tuma
Tuma adalah gendang khas Kalimantan Barat yang panjangnya mencapai 1 meter dan berdiameter 25 cm. Bagian membrannya terbuat dari kulit kambing/lembu, dan dimainkan dengan dipukul/ditepuk tangan. Dalam tradisi masyarakat setempat, tuma biasa dicat dengan warna hitam atau coklat.
-
Konyahpik
Alat musik petik ini berasal dari suku Dayak Mendalam yang menetap di wilayah Kapuas Hulu. Bahannya adalah kayu adau, terdapat 3-4 buah senar, dan ada ukiran khas Dayak berwarna coklat sebagai hiasan. Alat musik tradisional ini menghasilkan suara yang menenangkan dan dinamis.
-
Panting
Suku Banjar yang tinggal di Kalimantan Selatan memiliki alat musik petik bernama panting. Desainnya serupa dengan gambus Arab tapi berukuran lebih kecil. Pada zaman kuno, panting dimainkan secara solo dan hanya di lingkungan kerajaan, yang berfungsi sebagai musik pengiring tarian Banjar.
Namun saat ini, panting banyak dimainkan bersama beberapa instrumen lain seperti biola, gong, dan babun. Jumlah pemainnya juga lebih dari satu orang. Pemain panting yang paling terkenal dalam sejarah adalah A. Sarbaini.
-
Kecapi
Kecapi adalah alat musik tradisional paling hits di Provinsi Jawa Barat yang datang dari etnis Sunda. Untuk membuat kecapi, kayu pohon kenanga harus direndam lebih dulu selama 3 bulan baru kemudian diproses.
Sedangkan bagian senarnya dibuat dari campuran logam dan emas/tembaga yang disebut kawat suasa. Ada empat jenis kecapi, yaitu siter kecapi, kecapi parahu, kecapi rincik, dan kecapi indung. Fungsi kecapi adalah pengiring musik lembut dan mendayu, yang biasa dimainkan dalam pesta rakyat.
-
Tar
Tar atau disebut juga dengan tahar adalah instrumen tradisional dari Kalimantan Barat yang wujudnya menyerupai rebana. Bagian bingkai yang berbentuk lingkaran dibuat dari kayu bubut, membrannya terbuat dari kulit kambing, dan terdapat 4 buah kecrekan.
Cara memainkannya dengan dipegang oleh satu tangan dan tangan yang lain memukul bagian membran. Secara tradisi, tahar banyak dimainkan sebagai musik pengiring pesta pernikahan atau penyambutan tamu agung. Jumlah pemain tahar bisa 3 atau 5 orang.
-
Kompang
Satu lagi alat musik tradisional Indonesia yang bentuknya mirip dengan rebana adalah kompang. Asal kompang adalah Pulau Sumatera, yang juga banyak dimainkan oleh masyarakat Bajau di pesisir Sabah, Malaysia. Sedangkan di Sumatera, kompang kerap dimainkan pada pesta khitanan dan pernikahan.
-
Keledi
Alat musik ini dibuat dari kombinasi bambu, buah labu, dan sarang kelulut (sejenis lebah hutan) sebagai perekatnya. Namun, buah labu yang digunakan tidak boleh sembarangan. Labu harus sudah berusia 5-6 bulan, isinya dibersihkan, direndam selama sekitar 30 hari, dikeringkan, baru kemudian dibentuk.
Cara memainkan keledi adalah ditiup, bentuknya mirip dengan seruling ular khas India tapi lebih panjang. Di daerah asalnya, yaitu Kalimantan Barat, keledi biasa dimainkan saat upacara adat suku Dayak dan sebagai pengiring teater tutur (syair-syair berisi nasihat yang dinyanyikan).
-
Tifa
Daerah asal tifa adalah wilayah timur Indonesia, yaitu Maluku dan Papua. Tifa terbuat dari kayu yang kosong/berlubang di bagian tengahnya, mirip dengan kendang. Sedangkan bagian membrannya dibuat khusus dari kulit rusa yang telah dikeringkan, yang katanya dapat menghasilkan suara lebih indah.
Terdapat juga ukiran tangan khas Maluku dan Papua di bagian bawah dan tengah. Alat musik pukul ini memiliki beberapa jenis, yaitu tifa dasar, tifa jekir, tifa bas, tifa potong, dan tifa jekir potong. Karena tifa hanya menghasilkan satu suara, fungsinya adalah sebagai pengatur ritme.
-
Gong
Gong adalah alat musik pukul yang terkenal di Jawa Tengah. Bahan gong adalah tembaga berwarna emas, yang ditempatkan dengan cara digantung pada tiang kayu, kemudian dipukul untuk menghasilkan suara. Sedangkan ukurannya sendiri cukup bermacam-macam.
-
Antoneng
Cukup sulit untuk menggambarkan bentuk antoeng, karena wujudnya memang sangat unik. Bahannya adalah tabung bambu, memiliki 5 buah senar yang juga berasal dari kulit ari bambu, dan dimainkan dengan cara dipetik seperti gitar.
Di bagian tengah, terdapat ruang resonator (peredam suara) berupa satu buah lubang kecil berbentuk persegi. Secara fungsi, antoneng biasa digunakan oleh penduduk Kalimantan Barat untuk mengiringi lagu-lagu daerah.
-
Calung
Calung adalah alat musik tradisional Banyumasan dan Sunda. Sekilas tampilannya mirip dengan angklung, yaitu terbuat dari beberapa tabung bambu yang ditata berdasarkan titi laras (tangga nada). Namun untuk menghasilkan suara, calung dimainkan dengan cara dipukul bagian bawahnya.
Nada yang dihasilkan adalah satu oktaf sehingga umumnya untuk memainkan melodi mid-range. Berdasarkan bentuknya, calung dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu calung jinjing dan calung rantay. Adapun jenis bambu yang digunakan adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu hijau (awi temen).
-
Jengglong
Bentuk jengglong cukup mirip dengan gong tapi diameternya lebih kecil. Suara yang dihasilkan juga lebih ringan. Biasanya, jengglong berjumlah 5 buah dan digantung pada satu bingkai kayu berbentuk N kecil yang berdiri di lantai.
Sedangkan bahan dasar jengglong adalah besi, perunggu, atau kuningan, dengan pemukulnya terbuat dari kayu yang dibalut rajutan benang wol di bagian ujung. Secara fungsi, jengglong adalah pembuat nada dasar dan sebagai kerangka lagu. Daerah asalnya adalah Provinsi Jawa Barat.
- Terah Umat
Terah umat adalah gamelan khas Kalimantan Barat yang dimainkan dengan cara dipukul. Dalam bahasa lokal, kata “terah” berarti dipukul dan “umat berarti besi”, karena instrumen ini terbuat dari besi.
- Talempong
Talempong memiliki tampilan dan tatanan yang mirip dengan bende dari Jawa Tengah, tapi asalnya adalah dari suku Minangkabau di Sumatera Barat. Alat musik ini biasa dimainkan oleh 4 orang dengan cara dipukul. Bahan talempong adalah campuran tembaga, timah putih, dan besi putih.
- Kurating/Balikan
Alat musik dari Kalimantan Barat ini memiliki senar dan dimainkan dengan cara dipetik seperti sapek. Bahannya adalah kayu yang dicat berwarna coklat. Pencipta kurating adalah etnis Dayak di Kapuas Hulu. Bentuknya yang unik membuat kurating sebagai simbol alat musik tradisional dari Kalimantan Barat.
- Pupuik Batang Padi
Selaras dengan namanya, alat musik ini diciptakan dari batang padi tua dan berasal dari Sumatera Barat. Bentuknya mirip dengan terompet dan memiliki ciri khas berwarna hijau tua. Menjadi bagian dari hiburan masyarakat lokal, pupuik batang padi kerap dimainkan oleh muda mudi Minangkabau dalam keseharian.
- Tambua Tansa
Masih dari tanah Sumatera, tambua tansa adalah alat musik pukul yang terlihat kembar dengan gendang. Namun, panjang tambua tansa adalah 60 atau 70 cm, dengan diameter 40 sampai 50 cm.
Sebagai warisan budaya dari nenek moyang, alat musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia harus terus dijaga dan dilestarikan. Hal ini bertujuan agar keberadaan alat musik tersebut tidak punah dan dapat terus dikenal hingga generasi mendatang.
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-musik/nama-alat-musik-tradisional https://www.silontong.com/2018/09/04/pengertian-contoh-alat-musik-harmonis-tradisional-modern/ https://gasbanter.com/alat-musik-tradisional-kalimantan-barat/#2_Alat_Musik_Kollatung https://www.merdeka.com/jabar/7-alat-musik-tradisional-indonesia-yang-terkenal-dan-mendunia-kln.html